
Peru Memutus Hubungan Diplomatik dengan Meksiko
Pemerintah Peru mengumumkan penghentian hubungan diplomatik dengan Meksiko setelah menuduh negara tersebut mencampuri urusan dalam negeri. Keputusan ini diambil karena pemberian suaka politik kepada mantan Perdana Menteri Betssy Chávez, yang terlibat dalam dugaan kudeta terhadap mantan Presiden Pedro Castillo.
Penyebab Pemutusan Hubungan
Menteri Luar Negeri Peru, Hugo de Zela, menyampaikan keputusan ini pada konferensi pers. Ia menilai tindakan Meksiko memberikan perlindungan suaka kepada Chávez sebagai tindakan tidak bersahabat. De Zela juga mengecam intervensi para pemimpin Meksiko, baik yang sedang menjabat maupun yang telah lengser, dalam urusan politik domestik Peru.
Chávez, yang pernah ditahan selama masa praperadilan, saat ini menghadapi tuntutan pidana terkait perannya dalam upaya kudeta Castillo. Castillo pernah berusaha membubarkan parlemen untuk mencegah pemungutan suara pemakzulan terhadap dirinya, tetapi langkah itu justru berujung pada pencopotannya dari jabatan presiden.
Ketegangan yang Berkembang
Ketidakhadiran Chávez dalam beberapa sidang pengadilan terakhir memicu dugaan bahwa ia telah melarikan diri ke salah satu kedutaan asing. Mantan Presiden Meksiko, Andrés Manuel López Obrador (AMLO), secara terbuka menentang pemakzulan Castillo dan menganggapnya sebagai kudeta oleh kelompok konservatif di parlemen Peru. AMLO bahkan memberikan suaka politik kepada Castillo dan keluarganya, meskipun Castillo ditangkap sebelum mencapai kedutaan Meksiko.
Pemerintahan Peru kala itu mengusir duta besar Meksiko sebagai respons atas tindakan AMLO. Tegangan antara dua negara semakin meningkat pada 2023 ketika Peru memanggil pulang duta besarnya di Meksiko. Pemutusan hubungan diplomatik yang diumumkan Senin ini menandai eskalasi terbaru dalam konflik kedua negara.
Kebijakan Suaka Politik di Peru
Presiden Meksiko saat ini, Claudia Sheinbaum, mempertahankan posisi serupa dengan pendahulunya. Ia menegaskan bahwa Castillo bukan pelaku kudeta, melainkan korban dari upaya kudeta oleh pihak oposisi. Isu suaka politik menjadi semakin sensitif di Peru. Istri Castillo, Lilia Paredes, sempat mendapat suaka dan izin keluar menuju Meksiko meski sempat ditentang pemerintah Peru.
Kasus serupa terjadi pada mantan Ibu Negara Nadine Heredia, istri eks Presiden Ollanta Humala, yang memperoleh suaka di Brasil setelah dijatuhi hukuman penjara atas kasus pencucian dana kampanye dari perusahaan konstruksi Brasil. Dalam kedua kasus tersebut, pemerintahan Peru kala itu tetap mengakui hak negara lain untuk memberikan suaka dan mengizinkan warganya meninggalkan negara tersebut.
Tindakan yang Akan Diambil
De Zela belum memastikan apakah pemerintahan Jerí akan mengakui permohonan suaka untuk Chávez. Namun, keputusan ini menunjukkan bahwa Peru lebih waspada terhadap campur tangan asing dalam urusan internal mereka. Selain itu, hal ini juga menunjukkan ketegangan yang semakin memburuk antara dua negara yang sebelumnya memiliki hubungan diplomatik yang cukup baik.



Posting Komentar