P4GXIpU6yeYF5fMCqPZCp42UuY5geVqMNRVk86R4

Cari Blog Ini

Laporkan Penyalahgunaan

Bookmark

Translate

Hanya Lembang? Ini 8 Patahan Aktif di Jawa Barat yang Perlu Diwaspadai

Featured Image

Patahan di Jawa Barat dan Aktivitas Sesar Lembang

Sesar Lembang kini menjadi perhatian publik setelah terjadi peningkatan aktivitas seismik dalam beberapa bulan terakhir. Patahan ini, yang berada di utara Kota Bandung, merupakan salah satu dari banyak patahan yang melintasi wilayah Jawa Barat. Dalam geologi, patahan atau sesar adalah bidang rekahan pada kerak bumi yang memisahkan dua bagian batuan yang saling bergeser. Proses ini terjadi akibat tekanan yang menumpuk karena pergerakan lempeng tektonik.

Secara umum, ada tiga jenis utama patahan berdasarkan pergerakan relatifnya:

  • Sesar Normal (Normal Fault): Terjadi ketika batuan di atas bidang patahan bergerak turun relatif terhadap batuan di bawahnya.
  • Sesar Naik (Reverse Fault): Terjadi ketika batuan di atas bidang patahan bergerak naik relatif terhadap batuan di bawahnya.
  • Sesar Geser (Strike-Slip Fault): Terjadi ketika batuan di kedua sisi patahan bergerak secara horizontal. Sesar Lembang termasuk dalam kategori ini.

Selain Sesar Lembang, Jawa Barat juga memiliki beberapa patahan aktif lainnya. Berikut adalah daftar patahan-patahan yang melintang di wilayah tersebut:

  1. Sesar Cimandiri
    Sesar ini membentang sepanjang sekitar 100 km dari Teluk Pelabuhan Ratu hingga Padalarang. Merupakan sesar tertua di Jawa Barat dengan pergerakan mendatar hingga miring.

  2. Sesar Lembang
    Terletak di utara Kota Bandung, sesar ini memiliki panjang sekitar 25-29 km. Sesar Lembang merupakan patahan geser mendatar yang terbagi menjadi beberapa segmen dan memiliki potensi gempa dengan magnitudo besar.

  3. Sesar Baribis
    Sesar ini adalah yang terpanjang di Pulau Jawa, membentang dari timur ke barat. Jalurnya melintasi beberapa kota padat penduduk seperti Jakarta, Bogor, dan Bekasi. Sesar ini merupakan sesar naik dan pernah menyebabkan gempa merusak di masa lalu.

  4. Sesar Garut Selatan (Garsela)
    Sesar ini membentang sepanjang 42 km dari selatan Garut hingga selatan Bandung. Terbagi menjadi dua segmen, yaitu Rakutai dan Kencana, yang keduanya aktif.

  5. Sesar Citarik
    Sesar ini membentang dari Palabuhanratu, melewati Gunung Salak, Bogor, hingga Bekasi. Sesar Citarik dikenal dari kelurusan aliran Sungai Citarik dan masih aktif hingga kini.

  6. Sesar Cipamingkis
    Sesar ini terletak di wilayah Sukabumi bagian timur hingga barat Cianjur. Sesar Cipamingkis diketahui memicu puluhan gempa kecil pada tahun 2018.

  7. Sesar Cileunyi-Tanjungsari
    Sesar ini membentang dari Cileunyi, Kabupaten Bandung, hingga Tanjungsari, Sumedang. Diidentifikasi oleh Badan Geologi sejak 2008 dan diduga sebagai penyebab gempa Sumedang pada akhir 2023 hingga awal 2024.

  8. Sesar Cugenang
    Sesar lokal ini terletak di Kabupaten Cianjur dan merupakan penyebab utama gempa bumi Cianjur pada November 2022.

Peningkatan Seismik di Sesar Lembang

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat adanya peningkatan aktivitas seismik di segmen barat Sesar Lembang sejak akhir Juni hingga pertengahan Agustus 2025. Rentetan gempa kecil terjadi di wilayah Bandung Raya, antara lain:

  • Gempa pertama tercatat pada 29 Juni 2025 di wilayah Cimahi dengan kekuatan 2,7 Skala Magnitudo.
  • Gempa kembali terjadi pada 24 Juli 2025 dengan kekuatan 1,8 Skala Magnitudo.
  • Empat hari kemudian, gempa mengguncang kembali dengan kekuatan 2,1 Skala Magnitudo.
  • Gempa terakhir terjadi pada 19 Agustus 2025 dengan kekuatan 2,3 Skala Magnitudo.

Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai potensi gempa akibat pergerakan Sesar Lembang. Menurut penelitian, aktivitas Sesar Lembang bisa memicu gempa dengan magnitudo mencapai 6,7 hingga 7,0.

Penjelasan Skala Magnitudo Gempa

Skala Magnitudo digunakan untuk mengukur energi yang dilepaskan gempa bumi. Berikut penjelasan skala magnitudo:

  • Magnitudo 1.0 - 1.9: Gempa mikro, tidak terasa oleh manusia.
  • Magnitudo 2.0 - 2.9: Gempa sangat kecil, bisa dirasakan oleh beberapa orang.
  • Magnitudo 3.0 - 3.9: Gempa kecil, seringkali terasa oleh orang di dalam ruangan.
  • Magnitudo 4.0 - 4.9: Gempa ringan, terasa oleh hampir semua orang.
  • Magnitudo 5.0 - 5.9: Gempa sedang, bisa menyebabkan kerusakan ringan.
  • Magnitudo 6.0 - 6.9: Gempa kuat, bisa menyebabkan kerusakan besar.
  • Magnitudo 7.0 - 7.9: Gempa besar, dapat menyebabkan kerusakan serius.
  • Magnitudo 8.0 - 8.9: Gempa hebat, sangat merusak.
  • Magnitudo 9.0 ke atas: Gempa dahsyat, sangat langka namun bisa menyebabkan kehancuran total.
Posting Komentar

Posting Komentar