
Pelaku Industri Kripto Berharap SID Membawa Manfaat Besar
Pelaku industri kripto di Indonesia menilai rencana penerapan single investor identification (SID) atau identitas tunggal investor dalam perdagangan aset digital dapat memperkuat perlindungan konsumen. Aset kripto yang berkembang pesat ini memiliki sifat desentralisasi yang memberikan kebebasan dan fleksibilitas bagi pengguna. Namun, dengan pertumbuhan yang pesat, diperlukan regulasi yang lebih terstruktur agar tidak menimbulkan risiko kejahatan finansial.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) saat ini sedang mematangkan aturan SID yang bertujuan menjadi standar baru bagi sektor aset digital. Dengan SID, setiap pengguna atau investor akan memiliki satu nomor identifikasi yang sama. Hal ini diharapkan mampu mempermudah pengawasan dan meningkatkan akuntabilitas dalam ekosistem kripto.
CEO sekaligus pendiri Triv, Gabriel Rey mengatakan SID dapat memberikan dampak positif dalam pengelolaan data investor. Namun, ia menekankan pentingnya efisiensi proses Know Your Customer (KYC) agar tidak merugikan para investor. Menurutnya, proses onboarding customer harus cepat dan mudah, idealnya bisa dilakukan secara online dengan waktu persetujuan kurang dari lima menit.
"Jika ada keterlambatan, misalnya hanya 10 menit saja, sudah bisa memunculkan keluhan nasabah," ujarnya. Ia mencontohkan bahwa di platform Triv, keterlambatan deposit dapat berdampak negatif pada pengalaman pengguna. Oleh karena itu, kecepatan verifikasi identitas melalui SID sangat penting agar tidak mengganggu kepuasan pengguna.
Integrasi Data Kependudukan dan Sistem Keuangan
Chief Marketing Officer Tokocrypto, Wan Iqbal menyambut positif adanya SID, terutama jika sistem tersebut dapat terintegrasi dengan data kependudukan dan sistem keuangan yang sudah ada. Menurutnya, efisiensi menjadi kunci untuk memastikan investor tetap menggunakan platform resmi dalam negeri.
"Saya menyambut positif sebenarnya dengan adanya SID ini, apalagi kalau terakhirnya SID-nya bisa positif. Jadi, misalnya dia udah KYC di bank, dia enggak perlu KYC lagi di kripto," katanya. Ia juga mengingatkan bahwa jika proses onboarding melalui SID justru memakan waktu berhari-hari, ada risiko masyarakat beralih ke platform luar negeri yang tidak diawasi oleh regulator.
Standardisasi KYC dan Tantangan Teknis
Sementara itu, CEO Indodax William Sutanto menilai standardisasi KYC melalui SID bakal menjadi tonggak baru bagi industri kripto nasional. Indodax telah menerapkan KYC sejak awal berdiri 11 tahun lalu, jauh sebelum layanan perbankan digital berkembang. Menurutnya, penerapan kebijakan ini akan membantu menciptakan acuan yang seragam bagi seluruh pelaku industri, sekaligus mempermudah pengawasan regulator maupun aparat penegak hukum.
Namun, William juga mengingatkan bahwa sistem terpusat seperti SID memiliki tantangan tersendiri. "Jika sistem SID mengalami gangguan teknis, seluruh platform kripto yang terhubung bisa ikut terdampak," ujarnya. Oleh karena itu, kesiapan infrastruktur dan keandalan sistem menjadi faktor penting dalam penerapan SID.
Kepatuhan dan Pengawasan Lebih Ketat
Secara keseluruhan, pelaku industri menilai SID akan membawa manfaat besar bagi ekosistem kripto Indonesia, asalkan penerapannya memperhatikan aspek kecepatan dan keandalan. OJK juga menyatakan terus mematangkan rencana pembuatan SID untuk memperkuat pengawasan, akuntabilitas, dan keamanan ekosistem kripto.
Kepala Departemen Pengaturan dan Perizinan Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Keuangan Digital dan Aset Kripto OJK Djoko Kurnijanto menjelaskan bahwa SID penting baik dari sisi kebutuhan maupun kepatuhan. Dengan SID, setiap pengguna atau investor akan memiliki satu nomor identifikasi yang sama, sehingga memudahkan proses pengawasan dan pencegahan tindakan ilegal.
Posting Komentar