
Kasus Pembunuhan Dosen di Jambi: Bripda Waldi Ternyata Pelaku
Kasus pembunuhan seorang dosen di Kabupaten Bungo, Provinsi Jambi, telah memicu kemarahan publik setelah terungkap bahwa pelakunya adalah Bripda Waldi, mantan kekasih korban. Peristiwa tragis ini berawal pada Sabtu (1/11/2025) ketika jenazah EY, dosen di Institut Agama dan Kesehatan (IAK) Setih Setio Muaro Bungo, ditemukan dalam kondisi mengenaskan.
Penemuan Jenazah yang Mencurigakan
EY ditemukan oleh rekan-rekannya yang merasa curiga karena tidak dapat menghubungi korban selama dua hari. Saat ditemukan, jenazahnya tergeletak di atas tempat tidur dengan wajah tertutup bantal. Keadaan tersebut langsung dilaporkan ke polisi, dan tim Inafis melakukan olah TKP serta membawa jenazah ke RSUD H Hanafie untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Hasil awal pemeriksaan menunjukkan adanya tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban, termasuk lebam di wajah, benjolan besar di bagian belakang kepala, serta memar di kedua bahu. Dokter yang memeriksa jenazah juga menemukan indikasi kekerasan seksual. Korban diperkirakan meninggal sekitar 12 jam sebelum ditemukan.
Pura-pura Syok dan Ucapan Duka
Setelah peristiwa tragis itu, Bripda Waldi diketahui masih sempat mengirim pesan belasungkawa kepada keluarga korban. Tindakannya ini seolah menunjukkan rasa duka yang mendalam, padahal ia sendiri diduga menjadi pelaku di balik kematian sang mantan kekasih. Percakapan antara Waldi dan adik korban, Anis, yang beredar di media sosial, mengungkap bagaimana pelaku berusaha menutupi aksi keji dengan berpura-pura turut berduka.
Dalam percakapan yang dibagikan di media sosial, Anis menulis, “Mbak Erni ndak ada lagi bg. Maafin kesalahan Mbak Erni ya bang.” Menanggapi pesan tersebut, Waldi justru berpura-pura tidak mengerti dengan membalas, “Maksudnya kk?” seolah belum mengetahui bahwa korban telah meninggal. Setelah Anis memberi tahu bahwa kakaknya meninggal akibat dirampok, Waldi malah membalas dengan pesan duka cita, seolah benar-benar turut berempati atas kejadian tersebut.
Upaya Menyesatkan Penyelidikan
Menurut Kapolres Bungo, AKBP Natalena Eko Cahyono, pelaku sempat berupaya menyesatkan penyelidikan. Ia menggunakan wig atau rambut palsu untuk keluar masuk rumah korban agar tidak terlihat oleh CCTV maupun warga. Tujuannya adalah untuk membuat kasus terlihat seperti perampokan, sehingga identitas pelaku tidak mudah terbaca.
Selain itu, Waldi juga membawa kabur sejumlah barang milik korban, seperti ponsel, sepeda motor PCX, serta mobil pribadi. Tindakan ini dilakukan untuk memperkuat skenario perampokan yang ingin ia buat.
Pengungkapan Kasus dan Penangkapan
Setelah warga melaporkan temuan jenazah EY, tim khusus dibentuk untuk mengungkap kasus ini. Data ponsel korban ditelusuri, termasuk komunikasinya dengan orang terdekat. Hasil penyelidikan mengarah pada sosok berambut gondrong, yang akhirnya terungkap sebagai Bripda Waldi.
Saat diperiksa, Waldi awalnya mengaku tidak berada di Bungo, namun hasil pelacakan lokasi ponselnya membantah pengakuan tersebut. Setelah pemeriksaan intensif, Waldi akhirnya mengaku dan menunjukkan tempat ia menyembunyikan barang-barang korban, termasuk mobil Honda Jazz dan motor PCX.
Status Perkara dan Sanksi yang Mengancam
Hingga kini, hanya satu tersangka yang ditetapkan, yaitu Bripda Waldi. Namun, polisi masih mendalami kemungkinan adanya pelaku lain. Kasus ini juga sedang dalam proses penanganan etik, dan Kapolres menegaskan akan ada sanksi Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH) jika terbukti bersalah.
Motif awal kasus ini diduga berkaitan dengan hubungan asmara yang berakhir buruk. Waldi disebut pernah menjalin hubungan dengan korban, namun ditolak saat mencoba mendekati lagi. Polisi memastikan penanganan tetap transparan dan profesional.
Reaksi Publik dan Harapan
Unggahan yang memuat percakapan antara Waldi dan keluarga korban viral di media sosial, disertai dengan keterangan yang bernada tajam dan penuh kecaman. Banyak netizen menyampaikan kemarahan terhadap tindakan pelaku yang pura-pura syok dan mengirimkan ucapan duka cita palsu.
Di Mapolres Bungo, karangan bunga dari berbagai pihak terlihat memenuhi halaman sebagai apresiasi atas cepatnya pengungkapan kasus. Namun, masyarakat tetap berharap agar proses hukum berjalan seadil mungkin dan pelaku mendapat hukuman sesuai dengan perbuatannya.



Posting Komentar