
Peristiwa Penyiraman Air Cabai yang Menghebohkan
Pada Minggu pagi, 2 November 2025, sebuah kejadian tak terduga terjadi di kawasan Perumahan Mutiara Mas, Desa Pandau Jaya, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar, Riau. Kejadian ini melibatkan seorang warga bernama Joko (38 tahun) dan anggota DPRD Kampar, Toni Hidayat. Awalnya, Joko hanya ingin mengusir semut dengan menggunakan air cabai yang ia bawa. Namun, tanpa sengaja, cairan tersebut justru tersiram ke wajah Toni Hidayat.
Peristiwa ini berlangsung saat Joko datang ke acara syukuran di perumahan tersebut setelah melihat spanduk bertuliskan “Selamat Datang Tony Hidayat”. Ia berharap bisa meminta bantuan dari korban. Sebelum acara dimulai, Joko telah menyiapkan air cabai dalam botol air mineral, yang awalnya dibuat untuk mengusir semut di ladang abangnya. Saat melihat Toni, Joko merasa didorong oleh bisikan gaib untuk mendekat dan menyiramkan air cabai yang telah dituangkan ke mangkuk soto.
Menurut pengakuan Toni, bisikan halus itu menyuruhnya menyiramkan air cabai ke wajahnya. Akibat insiden ini, Toni sempat dilarikan ke Rumah Sakit Mesra di Jalan Pasir Putih, Siak Hulu. Karena tidak tersedia dokter mata, ia dirujuk ke RS Awal Bros Pekanbaru. Berdasarkan pemeriksaan dokter, kelopak dalam mata kirinya mengalami luka dan harus ditutup selama tiga hari. "Mata saya diberi bius, sejak dari rumah sakit sampai keesokan harinya mata saya terus terpejam," ujar Toni.
Pelaku Dikenal Memiliki Riwayat Gangguan Kesehatan
Setelah penyelidikan dilakukan, polisi berhasil mengidentifikasi pelaku sebagai Joko. Diketahui bahwa Joko merupakan pria yang telah lama pisah ranjang dengan istrinya dan memiliki riwayat gangguan kejiwaan. Catatan medis menunjukkan bahwa Joko adalah pasien Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Tampan dan telah enam kali menjalani perawatan di sana.
Mengetahui kondisi pelaku, Toni Hidayat meminta pihak RSJ Tampan memberikan keterangan tertulis terkait status kesehatan Joko. Ia menegaskan bahwa meskipun telah memaafkan pelaku, penanganan medis harus segera diberikan agar tidak menimbulkan bahaya bagi orang lain. “Saya sudah memaafkan. Tapi harus dipastikan dia dirawat kembali di RSJ. Takutnya bisa membahayakan orang lain atau dirinya sendiri,” ujar Toni.
Pengakuan Pelaku dan Langkah Lanjutan
Pada hari yang sama, Toni sempat bertemu langsung dengan Joko di Mapolsek Siak Hulu. Dalam kesempatan itu, pelaku menyampaikan permintaan maaf secara langsung atas tindakannya, yang diterima Toni dengan lapang dada. Ia menekankan pentingnya penanganan medis bagi pelaku agar kejadian serupa tidak kembali terulang.
Joko mengaku melakukan aksinya karena bisikan gaib. Ia mengaku sering mendengar suara yang menyuruhnya melakukan tindakan tersebut. “Dia mengaku sering mendapat bisikan tentang kekasihnya yang hilang,” kata Toni. Joko bahkan menceritakan bahwa dirinya kehilangan seorang kekasih bernama Meritania dan kerap mendapat bisikan bahwa sang kekasih disekap di suatu tempat.
Kini, pihak kepolisian bersama RSJ Tampan tengah menyiapkan langkah lanjutan untuk memastikan Joko kembali mendapatkan perawatan intensif, sekaligus mencegah insiden serupa di kemudian hari. Kasus ini menjadi peringatan akan pentingnya penanganan kesehatan mental dan kepedulian terhadap masyarakat yang memiliki kondisi khusus.



Posting Komentar